Rabu, 28 November 2012

Amfiibi


AMFIBI

Binatang dua alam, Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembap dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru. Amfibi berasal dari Yunani Kuno (amphíbios), yang berarti "kedua jenis kehidupan", artinya Amphi "dari kedua jenis" dan bio berarti "hidup". Istilah ini awalnya digunakan umumnya untuk hewan yang bisa hidup di darat atau di air, termasuk anjing laut dan berang-berang. Sekitar 1600 menjadi terbatas pada apa yang sekarang disebut amfibi dan takson "Amphibia" pertama kali digunakan dalam klasifikasi ilmiah pada sekitar 1819.

Katak dan teman temannya

Telur telur katak

Klasifikasi ilmiah 
Kerajaan      : Animalia
Filum            : Chordata
Superclass    : Tetrapoda
Kelas            : Amfibi
Orde Temnospondyli - punah
Memiliki 3 subclass
  • Subclass Labyrinthodontia (kelompok Mesozoikum beragam Paleozoikum dan awal)
  • Subclass Lepospondyli (kelompok Paleozoikum kecil, kadang-kadang termasuk dalam Labyrinthodontia, yang sebenarnya bisa lebih dekat dengan Amniota dari Lissamphibia)
  • Subclass Lissamphibia (katak, kodok, salamander, kadal air, dll)
Ordo Anura
Orde Caudata
Orde Gymnophiona
Binatang Amfibi dicirikan sebagai non-amniote , ectothermic tetrapoda , yang berarti telur mereka tidak dikelilingi oleh membran, mereka berdarah dingin, dan mereka memiliki empat anggota badan. Kebanyakan amfibi bertelur di air dan larva mengalami metamorfosis dari bentuk remaja dengan insang ke bentuk yang bernapas dengan paru-paru dewasa. Beberapa, bagaimanapun, adalah paedomorphs yang mempertahankan bentuk air pernapasan remaja sepanjang hidup. Mudpuppies dan olms adalah contoh-contoh ini, mempertahankan insang remaja sampai dewasa. Dewasa amfibi juga menggunakan kulit mereka untuk respirasi.
Tiga perintah modern amfibi ditempatkan dalam subclass Lissamphibia dan merupakan Anura (katak dan kodok), Caudata (salamander dan kadal air) dan Gymnophiona (caecilian, amfibi tanpa kaki yang menyerupai ular). Jumlah spesies amfibi yang diketahui adalah sekitar 6.500. Mereka dangkal mirip dengan reptil , reptil, bersama dengan mamalia dan burung, adalah Amniota , memiliki membran tahan yang mengelilingi telur. Amfibi adalah indikator ekologi , dan dalam beberapa dekade terakhir telah terjadi dramatis penurunan populasi amfibi di seluruh dunia. Banyak spesies kini terancam atau punah. Studi tentang amfibi disebut batrachology. Penelitian terbaru mengatakan bahwa 48 persen hewan Amfibi belum ditemukan dan kemungkinan besar mereka akan punah sebelum manusia menemukannya.
Amfibi paling awal berkembang di Zaman Devon dari Sarcopterygians , ikan yang memiliki paru-paru dan tulang sirip, fitur yang sangat membantu dalam beradaptasi dengan lahan kering. Mereka diversifikasi dan menjadi dominan selama Karbon dan Permian periode, tetapi kemudian digantikan oleh reptil dan vertebrata lainnya. Seiring waktu, amfibi menyusut dan penurunan dalam keragaman, meninggalkan perintah modern Lissamphibia.
Penelitian terbaru menyimpulkan sedikitnya 48 persen hewan amfibi dan 3 persen hewan mamalia di bumi belum ditemukan. Dan kemungkinan mereka bisa punah sebelum ditemukan. Para peneliti dari Princeton University dan Standford University di Amerika Serikat, National University of Singapore dan Universidad Nacional Autonoma di Mexico menyimpulkan bahwa 3051 spesies binatang amfibi dan 163 spesies binatang mamalia darat belum ditemukan. Kesimpulan ini didapatkan dengan menggunakan model matematika. Kebanyakan spesies yang belum ditemukan ini kemungkinan berada di hutan hangat-basah di Neotropik (Amerika Selatan dan Tengah), Afrotropik (termasuk Basin Kongo dan Madagaskar), dan Indomalaya (meliputi beberapa daerah di Asia Tenggara dan India).
Menurut para peneliti, menetapkan daerah perlindungan baru dapat membantu menyelamatkan spesies yang belum ditemukan, yang terancam akibat ekspansi manusia ke daerah hutan yang belum tersentuh sebelumnya.“Keanekaragaman hayati ‘tersembunyi’ di zaman sekarang jangan sampai hilang tanpa jejak. Merupakan tanggung jawab kita untuk mencegah musibah seperti ini,” sebut laporan penelitian yang diterbitkan di warta Proceedings of the Royal Society: B.
Melindungi spesies yang belum ditemukan sangatlah penting karena spesies tersebut mungkin berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan. “Ada banyak potensi untuk memperluas daerah yang dilindungi (tetapi dengan cara yang menghormati dan menghargai kepentingan masyarakat pribumi) melalui inisiatif kerja sama antarbangsa,” tertulis di laporan ini saat membahas rancangan kerja sama antara Norwegia dan Indonesia tahun 2010. Dalam rencana kerja sama itu, Norwegia akan berinvestasi 1 milyar dolar jika Indonesia secara resmi menunda pengeluaran izin baru untuk menebang hutan alami. Namun kerja sama dengan Norwegia ini belum bisa secara utuh diterapkan di Indonesia, dan penebangan hutan masih kerap terjadi.
Karakteristik Binatang Amfibi
Amfibi adalah kelas hewan vertebrata dengan empat anggota badan. Mereka adalah non-Amniota yang berarti bahwa telur mereka tidak dikelilingi oleh membran, beberapa tahan, yang memungkinkan mamalia, reptil dan burung untuk mereproduksi di darat. Amfibi biasanya mereproduksi dalam air segar dan tidak ditemukan di laut, dengan pengecualian satu atau dua katak yang hidup di air payau di mangrove rawa. Sebagian besar amfibi bertelur yang memiliki lapisan gelatin yang membengkak ketika terjadi kontak dengan air. Larva yang menetas dari telur sebagian besar cukup berbeda dengan bentuk dewasa. Dalam kasus katak dan kodok mereka memiliki kepala besar dan ekor bagian punggung rata dan dikenal sebagai berudu. Mereka adalah vegetarian dan bernapas dengan insang. Mereka tidak memiliki anggota badan pada awalnya, anggota badan kembali menyodorkan melalui maka kulit pada tahap berikutnya, diikuti oleh anggota badan kedepan setelah ekor diserap kembali. Setelah ini metamorfosis yang remaja terlihat seperti versi miniatur dari orang dewasa. Newt dan larva salamander memiliki tubuh panjang dan berbulu insang. Mereka adalah karnivora dan kaki depan berkembang sebelum orang-orang kembali. Mereka tidak mengalami metamorfosis dengan cara yang sama bahwa katak dan kodok dilakukan. The caecilian baik menghasilkan hidup muda atau bertelur di posisi basah di liang mereka.
 
Amfibi adalah berdarah dingin hewan dan tidak mampu mempertahankan suhu tubuh mereka di atas bahwa lingkungan mereka. Ini berarti bahwa mereka hanya dapat aktif saat suhu cukup tinggi. Ada variabilitas yang besar dalam sensitivitas spesies yang berbeda untuk dingin. Banyak spesies hibernasi di musim dingin, masuk ke keadaan mati suri baik dalam ruang bawah tanah atau bawah laut. Dalam iklim dingin, mereka mungkin dalam keadaan hibernasi selama lebih dari setengah tahun. Dalam cuaca panas mereka mungkin aestivate bawah tanah, kadang-kadang terkubur dalam lumpur kolam sampai kering, menghidupkan kembali saat cuaca dingin dan hujan mengembalikan habitatnya. Keuntungan menjadi berdarah dingin adalah bahwa sedikit energi yang diperlukan untuk menyediakan panas tubuh. Ini berarti bahwa mereka bisa pergi tanpa makanan untuk jangka waktu lama tanpa datang untuk menyakiti.
Untuk lebih jelas ciri-ciri amfibi lihat tebel berikut:
  • Penutup tubuh : kulit berlendir
  • Alat gerak : dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang
  • Alat pernapasan : pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidung amfibi mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam.
  • Habitat : air dan darat
  • Suhu tubuh : tidak tetap, berubah-ubah mengikuti suhu lingkungannya (berdarah dingin / poikiloterm)
  • Peredaran darahnya : tertutup
  • Alat penglihatan : Mata dan matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam
  • Berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal)
  • Jantung terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik
Contoh amfibia yang terdapat di Indonesia adalah bangsa sesilia (Caecilia), serta bangsa kodok dan katak (Anura). Sesilia adalah semacam amfibia tidak berkaki yang badannya serupa cacing besar atau belut. Satu lagi bangsa amfibia, yang tidak terdapat secara alami di Indonesia, adalah salamander. Amfibia dari daerah bermusim empat ini bertubuh serupa kadal, namun berkulit licin tanpa sisik.
Anura
Urutan ordo Anura meliputi katak dan kodok. Anggota dari order dengan kulit halus yang sering disebut sebagai katak sementara mereka dengan kulit warted dikenal sebagai kodok. Ada perbedaan taksonomi tidak ada antara kedua kelompok tetapi anggota keluarga family Bufonidae dikenal sebagai benar kodok. Katak dan kodok memiliki kepala yang luas dan tubuh gemuk pendek, tungkai kedepan gagah dan anggota belakang panjang yang melipat di bawah mereka. Meskipun banyak spesies yang terkait dengan habitat air dan lembab, ada pula yang khusus untuk hidup di pohon dan di gurun. Mereka ditemukan di seluruh dunia.
Caudata
Urutan ordo Caudata meliputi salamander dan salah satu penyusunnya keluarga , family Salamandridae , meliputi salamander benar dan kadal air. Salamander dan kadal air telah menunjukkan kepala, badan silinder panjang, empat berukuran serupa, kaki pendek dan ekor panjang. Mereka mungkin darat atau air tetapi banyak menghabiskan bagian dari tahun di habitat masing-masing. Ketika di darat, mereka kebanyakan menghabiskan hari tersembunyi di bawah batu atau kayu bulat atau di vegetasi padat, yang muncul pada sore dan malam untuk pakan untuk cacing, serangga dan invertebrata lain. Mereka ditemukan di Holarctic wilayah belahan bumi utara dan di Amerika Tengah dan Selatan utara Cekungan Amazon .
Gymnophiona
Urutan ordo Gymnophiona termasuk caecilian. Ini adalah panjang, silinder, binatang tanpa kaki yang menyerupai ular atau cacing . Kulit mereka memiliki lipatan melingkar yang meningkatkan kesamaan mereka untuk segmen cacing tanah. Beberapa air tapi kebanyakan hidup di bawah tanah di liang mereka melubangi. Caecilian Banyak melahirkan hidup muda, dan pada hewan yang tidak melakukan ini, telur dapat mengalami metamorfosis sebelum mereka menetas. Caecilian ditemukan di daerah tropis Afrika, Asia dan Amerika Tengah dan Selatan.
Evolusi Amfibi 
Kelompok besar pertama amfibi dikembangkan pada periode Devon dari lobus-ikan bersirip mirip dengan yang modernistic Coelacanth dan lungfish , yang telah berevolusi multi-jointed kaki mirip sirip dengan digit yang memungkinkan mereka untuk merangkak di sepanjang dasar laut. Beberapa ikan telah mengembangkan paru-paru primitif untuk membantu mereka menghirup udara ketika genangan rawa-rawa Devonshire yang kurang oksigen. Mereka juga bisa menggunakan sirip mereka yang kuat untuk mengangkat diri mereka keluar dari air dan ke lahan kering diperlukan jika keadaan itu. Akhirnya, sirip tulang mereka akan berevolusi menjadi anggota badan dan mereka akan menjadi nenek moyang bagi semua tetrapoda , termasuk amfibi, reptil , burung , dan mamalia . Meskipun mampu merangkak di darat, banyak dari prasejarah tetrapodomorph ikan masih menghabiskan sebagian besar waktu mereka di dalam air. Ichthyostega adalah salah satu tetrapoda dan memiliki empat anggota badan kokoh, leher, ekor dengan sirip dan tengkorak yang sangat mirip dengan lobus-bersirip ikan, Eusthenopteron . Amfibi berkembang adaptasi yang memungkinkan mereka untuk tetap keluar dari air untuk jangka waktu yang lebih lama. Namun, mereka tidak pernah mengembangkan telur amniotik yang mencegah embrio berkembang dari kekeringan dan yang memungkinkan reptil awal untuk beralih ke tanah untuk bereproduksi. Mereka masih perlu kembali ke air atau mencari tempat lembab untuk meletakkan shell-kurang mereka telur dan sebagian besar memiliki tahap larva sepenuhnya akuatik.
 

Siklus katak

Ada perbedaan dalam catatan fosil tetapi penemuan batrachian dari Permian awal di Texas pada tahun 2008 menyediakan kesamaan yang hilang dengan banyak karakteristik katak modern. Analisis molekuler menunjukkan bahwa perbedaan katak-salamander terjadi jauh lebih awal dari bukti paleontologis menunjukkan. Namun tanggal perbedaan dari caecilian disimpulkan dengan filogenetik molekuler setuju dengan catatan fosil.
Amfibi pertama kali muncul di Zaman Karbon , pada saat mereka sudah bergerak ke atas rantai makanan dan menduduki posisi ekologi saat ini seperti buaya. Amfibi predator diatas tanah, kadang-kadang mencapai beberapa meter panjangnya, memangsa serangga besar di tanah dan banyak jenis ikan di dalam air. Selama periode Triassic , proses adaptasi amfibi ( Evolusi ) yang menyebabkan pengurangan ukuran dan pentingnya dalam biosfer . Lissamphibia , yang mencakup semua amfibi modern dan merupakan garis keturunan yang bertahan, sedangkan Subclass / kelompok yang telah punah adalah Temnospondyli dan Lepospondyli yang pernah hidup pada masa Akhir Karbon dan Awal Trias menurut catatan fosil.
Klasifikasi Amfibi 
Secara tradisional, kelas amfibi telah memasukkan semua tetrapoda vertebrata yang tidak Amniota . Mereka dibagi menjadi tiga subclass , yang kedua hanya dikenal sebagai subclass punah yaitu Subclass Labyrinthodontia ( sudah punah ) , Subclass Lepospondyli ( Sudah punah ) dan Subclass Lissamphibia ( keas katak modern ), Adapun klasifikasi dari amfibi sebagai berikut :
Kerajaan      : Animalia
Filum            : Chordata
Superclass    : Tetrapoda
Kelas            : Amfibi
 
Orde Temnospondyli - punah
Memiliki 3 subclass
  • Subclass Labyrinthodontia (kelompok Mesozoikum beragam Paleozoikum dan awal)
  • Subclass Lepospondyli (kelompok Paleozoikum kecil, kadang-kadang termasuk dalam Labyrinthodontia, yang sebenarnya bisa lebih dekat dengan Amniota dari Lissamphibia)
  • Subclass Lissamphibia (katak, kodok, salamander, kadal air, dll)
Ordo Anura
Orde Caudata
Orde Gymnophiona
Dari jumlah tersebut hanya subclass terakhir ( Subclass Lissamphibia ) termasuk spesies terakhir.
Dengan filogenetik klasifikasi takson Labyrinthodonta sudah dibuang karena merupakan paraphyletic kelompok tanpa fitur unik mendefinisikan secara terpisah dari karakteristik primitif bersama . Klasifikasi bervariasi sesuai dengan pilihan filogeni dari penulis dan apakah mereka menggunakan data base atau node berbasis klasifikasi. Secara tradisional, amfibi sebagai sebuah kelas didefinisikan sebagai semua tetrapoda dengan tahap larva, sedangkan kelompok yang mencakup leluhur umum dari semua amfibi modern adalah katak, salamander dan caecilian dan semua keturunan mereka disebut Lissamphibia. The filogeni dari Paleozoikum amfibi tidak dipahami dengan memuaskan, dan subclass Lissamphibia mungkin dapat mencakup kelompok yang sudah punah seperti temnospondyls (secara tradisional ditempatkan di subclass "Labyrinthodontia"), dan Lepospondyls, dan dalam beberapa analisis bahkan Amniota . Ini berarti bahwa pendukung filogenetik nomenklatur telah menghapus sejumlah besar basic Devon dan Karbon amfibi-jenis tetrapod kelompok yang sebelumnya ditempatkan di Amphibia dalam taksonomi Linnaean dan termasuk di tempat lain di bawah taksonomi cladistic .
 
Semua amfibi terakhir termasuk dalam subclass Lissamphibia, superorder Salientia, yang biasanya dianggap sebagai clade (yang berarti bahwa ia berpikir bahwa mereka berevolusi dari satu nenek moyang secara terpisah dari kelompok yang telah punah lainnya), meskipun telah menyarankan bahwa salamander muncul secara terpisah dari satu nenek Temnospondyl, dan bahkan yang caecilian adalah kelompok reptiliomorph amfibi modern, dan dikelompokkan dalam Amniota.
Anatomi dan fisiologi
Sistem integumen
Salamander api berwarna cerah bintik kuning, menunjukkan bahwa itu mengeluarkan racun.
Kulit amfibi adalah permeabel terhadap air dan mengandung kelenjar lendir banyak yang menjaga kulit tidak kering. Pertukaran gas dapat terjadi melalui kulit dan ini memungkinkan amfibi dewasa untuk hibernate di dasar kolam.Untuk mengimbangi kulit mereka tipis dan halus, semua amfibi telah berevolusi dengan kelenjar racun sebagai mekanisme pertahanan, meskipun toksisitas bervariasi menurut spesies. Beberapa racun amfibi dapat mematikan bagi manusia sementara yang lain memiliki pengaruh yang kecil. Racun utama yang memproduksi kelenjar adalah paratoids , berisi neurotoxin bufotoxin dan terletak di belakang telinga katak dan kodok tertentu dan di belakang mata salamander. Struktur yg menutupi memiliki karakteristik khas umum untuk vertebrata darat, seperti keberadaan lapisan luar yang sangat cornified, diperbaharui secara berkala melalui proses molting/ ganti kulit dikendalikan oleh kelenjar hipofisis dan tiroid. Thickenings lokal (sering disebut kutil) yang umum, seperti yang ditemukan pada kodok. Bagian luar kulit ditumpahkan berkala kurang lebih dalam satu potong berbeda dengan mamalia dan burung di mana ia tertumpah dalam serpih. Amfibi sering makan kulit sloughed.
Warna kulit amfibi diproduksi oleh tiga lapisan sel pigmen yang disebut kromatofora . Ketiga lapisan sel terdiri dari melanophores (menempati lapisan terdalam), yang guanophores (membentuk lapisan menengah dan mengandung butiran banyak, menghasilkan warna biru-hijau) dan lipophores (kuning, lapisan paling dangkal). Perubahan warna yang dialami oleh banyak spesies disebabkan oleh sekresi dari kelenjar pituitari. Tidak seperti tulang ikan, tidak ada kontrol langsung oleh sistem saraf dari sel-sel pigmen. Oleh karena itu, perubahan warna lebih lambat. Warna cerah biasanya menunjukkan bahwa spesies menghasilkan racun yang sangat beracun.
Sistem rangka
Sistem kerangka amfibi secara struktural homolog dengan tetrapoda lainnya , meskipun dengan sejumlah variasi. Mereka memiliki tempurung kepala, tulang belakang, tulang rusuk, tulang panjang seperti humerus dan tulang paha , dan tulang pendek seperti falang , metacarpals , dan metatarsal . Kebanyakan memiliki empat anggota badan kecuali caecilian. Tulang di amfibi kebanyakan berongga dan ringan.
 
Korset bahu amfibi awal hampir identik dengan pendahulu mereka yang osteolepiformes, kecuali adanya tulang dermal baru, interclavicular (yang telah hilang dalam amfibi modern ). Para korset panggul jauh lebih berkembang. Dalam semua tetrapoda itu terdiri dari tiga tulang utama: ilium dalam, punggung dan perut pubis di anterior dan iskium dalam posisi posterior. Titik pertemuan ketiga tulang membentuk acetabulum yang berartikulasi dengan tulang paha.

Sirkulasi peredaran darah pada Ikan Katak dan Mamalia

Sirkulasi darah pada katak                   

Peredaran Darah dan sistem saraf
Amfibi memiliki tahap remaja dan tahap dewasa dan sistem peredaran darah dari keduanya berbeda. Pada tahap ( kecebong) remaja, insang digunakan untuk oksigenat darah dan gerakan mirip dengan ikan. Pada tahap dewasa, amfibi (terutama katak) kehilangan insang mereka dan mengembangkan paru-paru. Mereka memiliki hati yang terdiri dari ventrikel dan dua atrium (mungkin dianggap sebagai atrium tunggal, jika tidak total atau sebagian terbagi) yang memompa darah beroksigen melalui arteri dan darah terdeoksigenasi melalui pembuluh darah ke paru-paru. Sejak amfibi adalah hewan berdarah dingin, mereka harus menemukan cara untuk menjaga darah mereka pada suhu konstan untuk mempertahankan homeostasis .
Sistem saraf pada dasarnya sama seperti pada vertebrata lainnya, dengan otak pusat, saraf tulang belakang, dan saraf di seluruh tubuh. Otak amfibi kurang berkembang dibandingkan dengan reptil, burung, dan mamalia. Ini terdiri dari otak, otak tengah, otak kecil dan ukuran yang sama. Lobus penciuman adalah pusat dari indera penciuman. Otak ini mengintegrasikan perilaku dan pembelajaran. Lobus optik memproses informasi dari mata. Otak kecil merupakan pusat koordinasi otot. Medulla mengontrol fungsi organ tertentu, seperti detak jantung dan pernapasan. Otak mengirimkan sinyal melalui tulang belakang dan saraf untuk mengatur aktivitas di seluruh tubuh. Tubuh pineal, dikenal untuk mengatur pola tidur pada manusia, diperkirakan untuk menghasilkan hormon yang terlibat dalam hibernasi dan estivation di amfibi.
Pencernaan dan sistem ekskretoris
Amfibi menelan seluruh mangsanya dilakukan dalam rongga mulut dari beberapa spesies, sehingga mereka memiliki perut tebal. sfingter esofagus terpisah dari kedua rongga mulut dan perut. Kerongkongan yang relatif singkat dipagari dengan silia yang membantu transportasi makanan dan cairan ke perut. Lendir dan pepsin , enzim pencernaan, disekresikan oleh kelenjar yang melapisi kerongkongan. Perut dipisahkan dari usus oleh sfingter pilorus. Duodenum mengontrol transportasi makanan ke dalam usus dari perut.
Amfibi memiliki pankreas , hati dan kandung empedu . Seperti mamalia, fungsi hati sebagai organ metabolisme sentral yang mengatur gula darah, dan juga menghasilkan produk metabolisme final dan mengangkut mereka melalui sistem pembuluh darah ke ginjal, dan akhirnya ke ekskresi. Hati pada amfibi paling besar dengan dua lobus. Ukuran hati ditentukan oleh fungsi vital sebagai glikogen dan unit penyimpanan lemak, dan dapat berubah secara proporsional dengan musim dengan meningkatkan atau menurunkan aktivitas. Dalam air amfibi, hati hanya memainkan peran kecil dalam nitrogen pengolahan untuk ekskresi, dan amonia menyebar terutama melalui kulit dan ekskresi. Hati terestrial amfibi mengubah amonia menjadi urea, suatu senyawa, kurang toksik nitrogen larut dalam air, sebagai sarana konservasi air. Dalam beberapa spesies, urea selanjutnya diubah menjadi asam urat. Sekresi hati dari hati mengumpulkan dalam kantung empedu, dan aliran ke dalam usus kecil. Salamander tidak memiliki katup memisahkan usus kecil dari usus besar. Di usus kecil, enzim mencerna karbohidrat, lemak, dan protein. Garam dan air penyerapan terjadi di usus besar, serta sekresi lendir untuk membantu dalam pengangkutan kotoran, yang pingsan melalui kloaka . Amfibi memiliki dua ginjal yang terletak bagian punggung, dekat atap rongga tubuh. Tugas mereka adalah untuk menyaring darah sampah dan mengangkutnya ke kandung kemih di mana lolos keluar dari lubang kloaka.
Sistem pernapasan
PParu-paru amfibi memiliki beberapa internal septa dan alveoli sehingga memiliki tingkat difusi relatif lambat untuk oksigen yang masuk ke darah. Ventilasi dilakukan dengan memompa bukal . Namun kebanyakan Amfibidapat bertukar gas dengan air atau udara melalui kulit mereka. Untuk mengaktifkan respirasi kulit yang cukup, permukaan kulit yang sangat vascularized harus tetap lembab untuk memungkinkan oksigen untuk menyebar pada tingkat yang cukup tinggi. Karena konsentrasi oksigen dalam air meningkat pada suhu rendah dan tingkat aliran air tinggi, amfibi dapat mengandalkan respirasi kulit, seperti pada katak air Titicaca dan salamander . Di udara, di mana oksigen lebih terkonsentrasi, beberapa spesies hanya mengandalkan pertukaran gas kulit, yang paling terkenal salamander plethodontid yang tidak memiliki paru-paru atau insang.
Reproduksi
Frogspawn
Untuk tujuan reproduksi amfibi paling membutuhkan air bersih . Beberapa (misalnya Fejervarya raja ) dapat menghuni air payau dan bahkan bertahan hidup (meskipun tidak berkembang) dalam air laut. Namun, ada laporan dari populasi amfibi tertentu memasuki perairan laut akibatnya spesies mereka biasanya tidak dapat bertahan hidup. Hal serupa juga terjadi di Laut Hitam invasi dari alam hibrida esculentus Pelophylax yang dilaporkan pada tahun 2010.
 
Beberapa ratus spesies katak di radiasi adaptif (misalnya, Eleutherodactylus , para Platymantines Pasifik, Australo-Papua microhylids, dan banyak katak tropis lainnya), tidak membutuhkan air untuk berkembang biak di alam liar. Mereka mereproduksi melalui perkembangbiakan langsung, ekologi dan evolusi adaptasi yang telah memungkinkan mereka untuk benar-benar tidak membutuhkan air untuk berkembang biak. Hampir semua katak hidup dalam hutan basah, hujan tropis dan telurnya menetas langsung tidak melalui tahapan normal. Keberhasilan reproduksi amfibi banyak tergantung pada kuantitas curah hujan, tapi waktu musiman.
Banyak amfibi menunjukkan berbagai jenis perilaku dewasa . Setelah mereka menetas , spesies berudu yang berbeda dari katak panah racun (keluarga Dendrobatidae) dilakukan oleh katak dewasa untuk memilih tempat yang sesuai untuk melewati metamorfosis. Tempat tersebut adalah mawar bromeliad di mana air dikumpulkan dan digunakan oleh tanaman. Para kodok Suriname muda menimbulkan pori-pori di dalam punggung dan setelah cukup waktu mereka muncul keluar dari pori-pori ini sepenuhnya berkembang sempurna. Para Sesilia bercincin ( Siphonops annulatus ) telah mengembangkan adaptasi yang unik untuk tujuan reproduksi. Progeni feed pada lapisan kulit yang khusus dikembangkan oleh katak dewasa. Fenomena ini dikenal sebagai dermatophagy ibu.
Beberapa spesies juga disesuaikan dengan lingkungan kering dan semi-kering, namun kebanyakan dari mereka masih membutuhkan air untuk bertelur. Simbiosis dengan bersel tunggal yang hidup di lapisan seperti ganggang jelly dari telur telah berkembang beberapa kali. Larva katak (kecebong atau polliwogs) bernapas dengan eksterior insang di awal, tapi segera kantong dibentuk yang menutupi insang dan kaki depan. Paru-paru juga terbentuk cukup dini untuk membantu pernapasan. Larva Newt memiliki insang eksternal yang besar yang secara bertahap menghilang dan larva kadal air cukup mirip dengan bentuk dewasa dari usia dini.



Makalah Pemikiran Bung Hatta


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Demokrasi Modern dan Demokrasi Menurut Perspektif  Bung Hatta” . Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pemikiran Bung Hatta.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Sehingga, makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang  bersifat  membangun demi  kesempurnaan  makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.


Padang,  Oktober  2012


                                                                                          
                                                                                                             Gilang Kurniawan














BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Jika ada pemimpin Indonesia yang hampir sempurna dalam karakter dan
 integritas pribadi, maka Mohammad Hatta (Hatta) adalah salah satu yang paling menonjol. Wawasan intelektualnya sangat jauh ke depan, sementara moral politiknya yang prima dan anggun banyak diakui kawan dan lawan. Dalam suasana sengketa politik dengan Bung Karno, komunikasi persaudaraan antara keduanya tidak pernah  putus, walaupun watak keras Hatta dalam politik tersebut sempat mengecewakan generasi muda karena kegagalannya dalam membujuk Hatta agar jangan meninggalkan kursi wakil presiden.
Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945) bagi Mohammad Hatta, merupakan sebuah ujian besar, yang hanya dapat diatasinya karena keteguhan iman dan optimismenya akan tercapainya cita-cita Indonesia merdeka. Dalam pada itu beliau mempunyai keyakinan bahwa Perang Pasifik akan membawa perubahan bagi bangsa Indonesia. Hatta tidak percaya bahwa Jepang akan menang dengan Amerika/Sekutu yang mempunyai productie-potential begitu hebat. Tetapi berhubung dengan keuntungan permulaan yang diperoleh Jepang, perang tidak akan bisa selesai dalam tiga tahun. Masa perang itu bagi Hatta harus dipergunakan untuk mempersiapkan tenaga perjuangan rakyat, yang nantinya sanggup memikul kemerdekaan apabila Jepang sudah kalah. Kalau tidak bisa dielakkan maka kerjasama dengan pemerintah militer Jepang itu, menurut pertimbangan Hatta, bisa berarti untuk meringankan banyak sedikitnya penderitan yang ditimpakan pemerintah militer Jepang kepada bangsa Indonesia. Selama pendudukan Jepang, Hatta jarang berbicara di depan umum, kalaupun berbicara lebih sering sekedar memberikan obat pelipur lara dalam jiwa rakyat yang sedang tertekan.
Ketika Jepang menyerah pada bulan Agustus 1945, maka meletuslah amarah orang-orang Indonesia terhadap Jepang, dan timbulah dorongan aktif untuk merebut kekuasaan dari Jepang. Pandangan Hatta yang jauh ke depan mengatakan pendiriannya bahwa Jepang yang kalah tidak menjadi soal lagi. Soal yang paling penting adalah menghadapi tentara Sekutu yang akan mengembalikan kekuasaan Pemerintah Belanda di Indonesia. Oleh sebab itulah Hatta menyusun siasat antara perang dan damai untuk mencapai pengakuan Indonesia merdeka. Kemudian Hatta memilih damai. Akan tetapi seperti seringkali diucapkannya “kita cinta perdamaian, akan tetapi lebih cinta kepada kemerdekaan
Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Sukarno dan Mohammad Hatta, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta Semenjak itu Hatta berperan aktif memimpin negara RI sebagai wakil presiden., dan dalam keadaan yang sangat sulit Hatta harus merangkap sebagai Perdana Menteri tahun 1948-1949. Politik yang diperjuangkannya akhirnya mencapai tujuan dengan diakuinya Indonesia sebagai negara berdaulat yang terdiri atas bekas wilayah kekuasaan Hindia Belanda pada Konferensi Meja Bundar tahun 1950. Pada waktu Republik Indonesia Serikat berdiri, Hatta yang menjadi Perdana Menteri pertama dan terakhir. Setelah Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk sesuai amanat proklamasi, Hatta terpilih sebagai wakil presiden oleh parlemen. Beranjak dari kenyataan di atas, tulisan ini bertujuan menganalisis pemikiran Hatta tentang
Demokrasi.


B.   Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah tentang Demokrasi Modern dan Demokrasi menurut Persfektif  Bung Hatta ini ialah:
1.      Apakah demokrasi itu ?
2.      Apa sajakah Prinsip-prinsip demokrasi ?
3.      Demokrasi apakah yg dipakai di Indonesia ?
4.      Apa sajakah ciri- ciri Negara demokratis ?
5.      Apakah Demokrasi menurut Bung Hatta.?








BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Demokrasi
Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demosyang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.
Seperti demokrasi .yang dipakai di Indonesia dalam berbagai pasang surut wajah kemerdekaan Indonesia. Diantaranya :
1.      Demorasi ekonomi adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban, dan di perlakukan bagi semua warga negara di bidang ekonomi.
2.      Demokrasi formal adalah corak pemerintahan yang semata-mata dilihat dari ada tidaknya lembaga politik demokratis seperti perwakilan rakyat
3.      Demokrasi langsung adalah corak pemerintahan demokrasi yang dilakukan secara langsung oleh semua warga negara.
4.      Demokrasi liberal adalah sitem politik  dengan banyak partai kekuasaan poitik berada di tangan politisi sipil yang berpusat di parlemen
5.      Demokrasi material adalah corak pemerintahan yang menjamin kemerdekaan dan persamaan.
6.      Demokrasi pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan sila- sila pancasila yang dilihat sebagai suatu keseluruhan yang utuh
7.      Demokrasi pluktokrat adalah demokrasi sistem demokrasi yang dikuasai oleh orang yang kaya atau bermodal
8.      Demokrasi terpimpin adalah corak pemerintahan yang pertama kalinya diumumkan secara resmi di dalam pidato presiden Soekarno pada tanggal 10 November 1956 ketika membuka konstituante, yaitu corak demokrasi yang mengenal satu pimpinan.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk rakyat.
Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi harus ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan lembaga negara tersebut.

a.      Pengertian Demokrasi Menurut ahli
1.      Menurut Internasional Commision of Jurits
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyar dimana kekuasaan tertinggi ditangan rakyat dan di jalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan yang bebas. Jadi, yang di utamakan dalam pemerintahan demokrasi adalah rakyat.
2.      Menurut Lincoln
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the people).
3.      Menurut C.F Strong
Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin bahwa pemerintahan akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan kepada mayoritas itu.
Menurut konsep demokrasi, kekuasaan menyiratkan arti politik dan pemerintahan, sedangkan rakyat beserta warga masyarakat didefinisikan sebagai warga negara. Demos menyiratkan makna diskriminatif atau bukan rakyat keseluruhan, tetapi hanya populasi tertentu, yaitu mereka yang berdasarkan tradisi atau kesepakatan formal mengontrol akses ke sumber–sumber kekuasaan dan bisa mengklaim kepemilikan atas hak–hak prerogratif dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan urusan publik atau pemerintahan. Ada dua bentuk demokrasi dalam pemerintahan negara, antara lain :
1.      Pemerintahan Monarki (monarki mutlak, monarki konstitusional, dan monarki parlementer)
2.      Pemerintahan Republik : berasal dari bahasa latin, RES yang artinya pemerintahan dan PUBLICA yang berarti rakyat. Dengan demikian dapat diartikan sebagai pemerintahan yang dijalankan oleh dan untuk kepentingan orang banyak.
     b.Prinsip-prinsip demokrasi
     Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan “soko guru demokrasi.” Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah.
     1. Kedaulatan rakyat;
     2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
     3. Kekuasaan mayoritas;
     4. Hak-hak minoritas;
     5. Jaminan hak asasi manusia;
     6. Pemilihan yang bebas dan jujur;
     7. Persamaan di depan hukum;
     8. Proses hukum yang wajar;
     9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional;
    10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;
    11. Nilai-nilai tolerensi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.
B. Demokrasi Indonesia
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang mengandung unsur-unsur berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur, berkepribadian Indonesia dan berkesinambungan. Pengertian lain dari Demokrasi Pancasila adalah sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat.
Ciri-ciri dari Demokrasi Pancasila adalah:
1. Kedaulatan ada di tangan rakyat.
2. Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong.
3. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
4. Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi.
5. Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban.
6. Menghargai hak asasi manusia.
7. Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan disalurkan melalui wakil-wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya demonstrasi dan pemogokan karena merugikan semua pihak.
8. Tidak menganut sistem monopartai.
9. Pemilu dilaksanakan secara luber.
10. Mengandung sistem mengambang.
11. Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas.
12. Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum.

Sisitem pemerintahan Demokrasi Pancasila adalah:
1. Indonesia adalah negara berdasar hukum.
2. Indonesia menganut sistem konstitusional.
3. MPR sebagai pemegang kekuasaan negara tertinggi.
4. Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah tertinggi di bawah MPR.
5. Pengawasan DPR.
6. Menteri negara adalah pembantu presiden, dan tidak bertanggung jawab terhadap DPR.
7. Kekuasaan Kepala Negara tidak terbatas.
Kemudian fungsi dari Demokrasi Pancasila adalah Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara. Menjamin tetap tegaknya negara RI. Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem konstitusional. Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila, Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaga negara. Dan menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab.
C. Ciri-ciri Pemerintahan Demokratis
     memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat. Istilah demokrasi diperkenalkan kali pertama oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk pemerintahan, yaitu suatu pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan banyak orang (rakyat). Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia. Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut:
    1.Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
    2. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
    3. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
    4. Adanya pemilihan umum untuk
D.  Demokrasi Menurut Bung Hatta
Cita-cita tentang keadilan sosial adalah sari pati dari nilai-nilai timur dan barat yang mengkristal dan membentuk visi Hatta mengenai masalah-masalah politik kenegaraan. Hatta sangat percaya bahwa demokrasi adalah hari depan sistem politik Indonesia. Demokrasi akan tersingkir sementara, tetapi ia akan kembali dengan tegapnya . memang tidak mudah membangun suatu demokrasi di Indonesia yang lancar jalannya, tetapi ia akan muncul kembali dan itu tak dapat di bantah. Kepercayaan yang mendalam kepada prinsip demokrasi inilah yang pernah menempatkan Hatta pada posisi yang berseberangan dengan Bung Karno ketika masa Demokrasi Terpimpin (1959-1966). Hatta menilai sistem ini sebagai system otoriterian yang menindas demokrasi. Sekalipun pendapatnya berbenturan dengan Bung Karno, Hatta tetap saja memberikan fair chance kepada presiden untuk membuktikan dalam realitas.
Sekalipun tertindas, di mata Hatta demokrasi tidak akan pernah lenyap dari bumi Indonesia. Menurut Hatta ada tiga sumber pokok demokrasi yang mengakar di Indonesia. Pertama, sosialisme Barat yang membela prinsip-prinsip humanisme, sementara prinsip -prinsip ini dinilai juga sekaligus sebagai sebagai tujuan. Kedua,ajaran Islam memerintahkan kebenaran dan keadilan Tuhan dalam masyarakat. Ketiga, pola hidup dalam bentuk kolektivisme sebagaimana terdapat di desa-desa wilayah Indonesia. Ketiga sumber inilah yang akan menjamin kelestarian demokrasi di Indonesia. Baginya, suatu kombinasi organik antara tiga sumber kekuatan yang bercorak sosio religius inilah yang memberi keyakinan kepada Hatta bahwa demokrasi telah lama berakar di Indonesia tidak terkecuali di desa-desa. Bila di desa yang menjadi tempat tinggal sekitar 70% rakyat Indonesia masih mampu bertahan, maka siapakah yang meragukan hari depan demokrasi di Indonesia.Tetapi memang sia-sia, sistem feodal sering mengganjal perkembangan demokrasi di Indonesia pada berbagai periode sejarah Indonesia modern. Sesudah kemerdekaan dicapai dan dinikmati bangsa ini, Bung Hatta membuka peluang bagi pembelajaran demokrasi rakyat di Indonesia. Bung Hatta sebagai wakil presiden memberikan kesempatan untuk berdirinya partai-partai politik yang akan mengikuti Pemilu pada 1955. Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi rakyat Indonesia untuk menyalurkan aspirasi politiknya tanpa merasa takut. Akhirnya tidak kurang dari 39 partai mengikuti pemilihan umum yang dipandang sebagai Pemilu yang paling demokratis sepanjang sejarah Indonesia modern. Pada saat yang bersamaan pula, Bung Hatta melihat bahwa partai-partai hanya berebut pengaruh untuk berkuasa. Partai-partai baku hantam saling menyerang dan bertengkar secara tidak sehat. Para wakil yang duduk di pemerintahan pun lebih condong bersikap sebagai politisi dan oportunis, bukan negarawan.
Dimulai pada Periode demokrasi terpimpin sampai periode demokrasi Pancasila (Orde Baru) sama-sama ditandai oleh berlakunya sistem politik otoriterian dengan topangan subkultur neofeodalisme. Hatta sangat prihatin melihat perkembangan politik yang tidak sehat, tetapi regim menciptakan kedua sistem tersebut tidak mau ‘mendengar’ nasehat Hatta. Akhirnya mereka hancur lewat cara yang destruktif. pada 1 Desember 1956, Bung Hatta meletakkan jabatan sebagai wakil presiden. Beliau melihat bahwa sejak penerapan sistem Demokrasi Liberal, jabatan wakil presiden hanya pemborosan uang negara, karena kedudukannya yang tidak lebih dari simbol belaka.
Sekalipun diluar pemerintahan, Bung Hatta justru tetap selalu menjadi kekuatan moral demokrasi dan mengontrol jalannya roda pemerintahan. Bung Hatta, sebagai sahabat sejati Bung Karno, walaupun dalam beberapa hal sangat tidak sejalan, senantiasa mengingatkan Bung Karno, terutama terhadap perkembangan PKI yang begitu pesat sejak awal tahun lima puluhan. Bung Hatta cukup khawatir akan kebijakan Bung Karno yang terlalu memberi angin kepada PKI. Ketika Bung Karno menerapkan Demokrasi Terpimpin sejak 1959, Bung Hatta-lah orang yang paling gigih melakukan kritik. Ia menulis “Demokrasi kita” dalam majalah Panji Masyarakat yang dipimpin Buya Hamka. Menurutnya, Demokrasi Terpimpin adalah bentuk lain dari kediktatoran, yang kemudian tulisan (bukunya) tersebut peredarannya dilarang Bung Karno.
Bung Karno pun selalu diingatkan Bung Hatta untuk segera melaksanakan pembangunan, karena revolusi sudah selesai dengan tercapainya kemerdekaan Indonesia 1945. Yang harus dilakukan sekarang adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat. Revolusi, jika tidak dibendung, hanya menghancurkan landasan dan bangunan, melepaskan engsel-engsel dan dinding-dindingnya. Pada saatnya akan mengakibatkan kekacauan belaka. Namun Bung Karno, dalam pidato-nya (Jalan Revolusi Kita), merespon Bung Hatta, menegaskan bahwa revolusi sebenarnya belum selesai. Kendati demikian, Bung Hatta senantiasa menempuh cara-cara legal dan konstitusional dalam rangka penegakan demokrasi. Beliau senantiasa tak berhenti menyampaikan kritik dan sarannya kepada Bung Karno.
Luar biasa memang, walaupun di antara kedua Proklamator ini terdapat perbedaan prinsip dalam pendirian mereka, namun hubungan persahabatan keduanya tetap hangat dan baik. Singkat cerita sekian tahun setelah Bung Hatta meletakkan jabatan sebagai wakil presiden, Bung Karno masih sempat mengunjungi Bung Hatta di rumahnya. Terlihat dan terlibat keakraban kedua peletak dasar Indonesia modern ini. Dalam suasana akrab tersebut, ketika akan makan malam, Bung Hatta juga sempat “menyerang” keras kebijakan politik Bung Karno. Namun Bung Karno tidak tersinggung oleh kritikan dan saran Bung Hatta. Kritik dan nasehat Bung Hatta disampaikannya kepada Bung Karno sebagai seorang sahabat. Bung Hatta tak kunjung berhenti mengirim surat berupa nasehat kepada Bung Karno untuk kembali ke cita-cita Proklamasi Indonesia semula. Dalam menyampaikan nasehat dan kritik tersebut, beliau senantiasa menjaga hubungan baik di antara mereka dan tidak pernah melecehkan dan mengecilkan arti pribadi Bung Karno. Begitupun Bung Karno sekalipun mendapat kritik tajam, Bung Karno tetap menghargai Bung Hatta sebagai sahabat.
Begitulah kisah perjuangan Bung Hatta dalam meluruskan dan menegakkan demokrasi. Berbeda persepsi dalam penegakan demokrasi tidak harus diartikan sebagai permusuhan, apalagi tidak mau bertemu atau bersalaman. Sebagai seorang demokrat sejati, Bung Hatta berjiwa besar melihat perbedaan pendapat dan tidak hendak memaksakan keinginannya sendiri. Ketika melihat kenyataan politik yang tak sesuai dengan harapannya, Bung Hatta bukannya mendirikan partai politik tandingan untuk menggembosi pemerintahan, sebagaimana dilakukan oleh para politisi kita saat ini. Bung Hatta, melalui tulisan-tulisannya, memberikan pencerahan kepada rakyat Indonesia untuk meraih kebebasan yang merupakan salah satu pilar penting bagi tegaknya demokrasi, untuk tetap kritis terhadap ketidak-berdayaan dan berjuang membela rakyat dalam menegakkan demokrasi.Sehingga Kata Echols ( 1981: 173)” the democratic ways of the Bung Hatta made people like him “ ( perlakuan demokrasi Bung Hatta menyebabkan Bung Hatta disukai banyak orang )
Menurut  Bung Hatta, demokrasi sudah ada sejak dari desa.Bung Hatta berpendapat dalam Padma Wahyono (1990), desa-desa di Indonesia sudah menjalankan demokrasi, misalnya dengan pemilihan kepala desa dan adanya rembug desa. Itulah yang disebut “demokrasi asli”.
Demokrasi desa memiliki lima unsur yaitu :
a) rapat
b) mufakat
c) gotong-royong
d) hak mengadakan proses bersama
e) hak menyingkirkan dari kekuasaan raja absolut

Demokrasi Indonesia modern menurut Moh. Hatta harus meliputi tiga hal, yaitu :
a) demokrasi di bidang politik
b) demokrasi di bidang ekonomi
c) demokrasi di bidang social

Bung Hatta, sebagai salah seorang founding father Indonesia, melihat demokrasi itu tidak selalu demokrasi politik, melainkan juga demokrasi ekonomi. Apa yang beliau maksud dengan demokrasi ekonomi oleh Bung Hatta ?.  Menurutnya, demokrasi politik saja tidak dapat melaksanakan persamaan dan persaudaraan. “Di sebelah demokrasi politik harus pula berlaku demokrasi ekonomi. Kalau tidak, manusia belum merdeka, persamaan dan persaudaraan belum ada. Sebab itu, cita-cita demokrasi Indonesia ialah demokrasi sosial, melingkupi seluruh lingkungan hidup yang menentukan nasib manusia,” paparnya sebagaimana dikutip Yudi Latif.
Hatta menolak untuk mengikuti demokrasi liberal sebagaimana berkembang di Barat. Menurutnya, demokrasi ala Barat yang dipancangkan melalui revolusi Perancis pada abad ke-18 membawa masyarakat Perancis pada demokrasi politik ansich yang pada level tertentu hanya menguntungkan masyarakat borjuis dan menepikan masyarakat jelata. Demokrasi seperti itu, jelas Hatta, tidak sesuai dengan cita-cita perjuangan bangsa Indonesia yang menghendaki terwujudnya perikemanusiaan dan keadilan sosial.
Berdasarkan pemikiran tersebut, Mohammad Hatta menghendaki karakter utama demokrasi ekonomi Indonesia terletak pada tiadanya watak individualistik dan liberalistik dari jiwa perekonomian Indonesia (Revrisond Baswir, 2009 : 40). Secara makro hal ini diterjemahkan dengan menjadikan koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional serta diikut sertakannya semua pihak yang memiliki kepentingan dalam lapangan koperasi, termasuk para pekerja dan konsumen koperasi untuk turut bergabung menjadi anggota koperasi. Dengan demikian, pelembagaan kedaulatan ekonomi rakyat sebagai wujud demokrasi ekonomi dan pengutamaan kemakmuran masyarakat di atas kemakmuran orang seorang atau individu, hanya bisa diwujudkan dengan menyusun perekonomian Indonesia sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Pemikiran Bung Hatta dan para pendiri bangsa telah tertuang ke dalam UUD 1945, khususnya pada pasal 33. Ayat (1) pasal 33, menyebutkan bahwa “perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Ayat (3), menyebutkan bahwa “bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasi oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.” Dalam hubungan ini, sesuai dengan konstituasi, hadir peran negara dalam rangka menjamin berlangsungnya demokrasi ekonomi di Indonesia












PENUTUP
Kesimpulan
Membicarakan Bung Hatta tidak akan pernah habis untuk beberapa dekade,dan mungkin beberapa abad yang akan datang karena sangat kaya akan visi, gagasan,dan contoh-contoh konkret yang dialami oleh banyak orang. Dalam pribadinya nilainilai baik yang positif dari timur dan barat telah menyatu dalam format yang hamper sempurna. Tetapi pertanyaan yang masih merisaukan adalah: pandaikah atau lebih
provokatif lagi. Bung Hatta merupakan konseptor utama tentang kedaulatan rakyat. Rakyat adalah yang utama. Baik semasa pergerakan maupun sesudah kemerdekan, rakyat menjadi titik sentral perjuangan Bung Hatta. Dengan pendidikan, rakyat harus dibuat insaf akan harga dirinya. Sehingga ia bisa berpartisipasi dalam proses politik. Rakyat merupakan raja atas dirinya sendiri. Dengan berpegang pada prinsipnya tentang kedaulatan rakyat, maka pemikiran-pemikirannya kemudian selalu setuju pada rakyat seperti pada masalah kebangsaan dan perjuangannya kemudian dalam memasukkan hak-hak rakyat dalam UUD 1945.
Bung Hatta sampai akhir hayatnya merupakan tokoh yang konsisten antara perkataan dan perbuatannya. Seperti yang dikatakan oleh Alfian dalam bukunya Pemikiran dan Perubahan Politikdi Indonesia, Kumpulan Karangan, bahwa sikap dan tingkap laku Bung Hatta kelihatan sebagai pantulan langsung dari apa-apa yang sebenarnya menjadi buah pikirannya. Atau bisa dikatakan bahwa sikap dan tingkah laku Bung Hattta yang terlihat sebenarnya merupakan personifikasi dari pemikiranpemikirannya.Apa yang mungkin kurang jelas disampaikannya dalam bentuk karya tulisan atau pemikiran, hal itu akan lebih mudah dimengerti melalui sikap dan tingkah laku yang diperlihatkannya. Di samping berbagai julukan yang dimengerti melalui sikap dan tingkah laku yang diberikan kepada Bung Hatta ddari seorang pahlawan Proklamator, Bapak Koperasi, negarawan, demokrat sejati, cendekiawan, atau satu lagi yang tidak bisa dilupakan, bahwa Bung Hatta adalah sebagai guru bangsa,sebagai pendidik negeri yang sejati, dalam politik, ekonomi, dan moral. Guru dalam teori dan praktik.Kecintaannya pada rakyat yang diperjuangkannya dibuktikan sampai akhir hayatnya, dengan wasiatnya yang terakhir bahwa bila dipanggil oleh Yang Maha
Kuasa ia ingin dikuburkan di tengah-tengah rakyat, yaitu di Tanah Kusir yang
merupakan tempat peristirahatan terakhir Bung Hatta. Kepergiannya merupakan duka
yang amat mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan Buyung Nasution, 1995. Aspirasi Pemerintah Konstitusional di Indonesia:
Studi Sosio-Legal Atas Konstituante 1956-1959. Jakarta: Grafiti.
A.H. Nasution, 1977. Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid I. Bandung:
Disjarah Angkatan darat dan Angkasa.
Ahmad Syafii Maarif, 1987. Islam dan Dan Masalah Kenegaraan: Studi Tentang
Percaturan Dalam Konstituante. Jakarta: LP3ES.
Ahmad Syafii Maarif, 1999. Nasionalisme, Demokrasi, dan Keadilan Sosial.
Yogyakarta: Perpustakaan Hatta.
Ahmad Syafii Maarif, 1996. Demokrasi dan Nasionalisme Pengalaman Indonesia.
Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Alfian, 1992. Pancasila Sebagai Ideologi Dalam Kehidupan Politik. Jakarta: Perum
Percetakan Negara.
Alfian, 1981. Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia: Kumpulan Karangan.
Jakarta: Gramedia.
Bambang Sunggono, 1994. Bantuan hokum dan hak Azasi Manusia. Bandung
Mandar Maju.
Deliar Noer, 1990. Mohammad Hatta: Biografi Politik. Jakarta: LP3ES.
Mohammad Hatta, 1953. Kumpulan Karangan Jilid I. Jakarta: Bulan Bintang.
Mohammad Hatta, 1953. Dasar Politik Luar Negeri Indonesia. Jakarta: Tintamas.
Mohammad Hatta, 1960. “Demokrasi Kita”, dalam Panji Masyarakat. No.22, 1 Mei
1960.
Mohammad Hatta, 1977. Pengertian Pancasila. Jakarta: Idayu Press.
Mohammad Hatta, 1978. Memoir. Jakarta: Tintamas.
Mohammad Hatta. 1966. Demokrasi Kita. Jakarta: Idayu Press
Mohammad Hatta, 1972. Portrait of Patriot. Alih bahasa Deliar Noer. The Hauge
Paris: Mouton Publishers.